Yayasan Putra Indonesia Malang

POLTEKKES PIM Webinar Tentang “Belajar Tentang Nutrisi Tempe”

POLTEKKES PIM Webinar Tentang “Belajar Tentang Nutrisi Tempe”

MALANG- Satu proses pembelajaran yang dikemas menarik POLTEKKES PIM Program Studi  Analis Farmasi dan Makanan (ANAFARMA) Putra Indonesia Malang (PIM) adalah moving class. Salah satu mata kuliah yang melakukan moving class adalah analisa makanan dan minuman.

Perkuliahan dikemas dalam bentuk virtual tour yang mempelajari tentang tempe. Mulai dari memilih kedelai, proses fermentasi dan nilai gizi tempe bagi tubuh. Materi disampaikan oleh pakar di bidang pembuatan tempe, yakni Profesor Made Astawan.

Mengapa Tempe, sebab tempe adalah warisan budaya bangsa untuk dunia. Disebut juga “Super Food”. Guru besar IPB itu dikenal sebagai profesor tempe karena keahliannya yang menekuni tempe dan penggagas rumah tempe Indonesia. Dia lulusan Biochemistry and Nutrition Tokyo University of Agriculture Japan.

Made Astawan sangat fokus di bidang riset Food Nutrition Evaluation, Nutritional Apllication in Food Industry, Development of Functional Food. “Teman-teman belajar banyak tentang nutrisi apa saja yang ada di dalam tempe bagi kesehatan, bagaimana cara diversifikasi olahannya sehingga tempe bisa menjadi produk berskala International,” ungkapnya.

Pemateri kedua dalam webinar yakni Dr. Dadi Maskar STP.,M.Sc, Ketua Program Studi Gizi Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan Universitas Sahid Jakarta. “Bisa banyak belajar tentang tempe sebagai peluang kreativitas bagi generasi millenial” ungkapnya.

Menurut dia, saat ini kalangan muda senang dengan makanan “Junk Food”. “Yuk sekarang belajar makanan yang sehat bergizi alias “Healthy Food” sehingga berpeluang jadi entrepreneur di Era 4.0,” ungkapnya lagi. Dosen ANAFARMA PIM, Dr. Misgiati, M.Pd senang dan bangga.

“Sangat berterima kasih dan bangga juga atas kerjasama Himanisma dan tim tempe land untuk memberikan ilmu tentang pertempean. Harapan kami peserta virtual tempe land, akan dapat mendapatlan informasi banyak tentang inovasi dan kreatifitas tempe,” terang dia.

“Sehingga tempe tidak hanya sekadar tempe goreng atau kripik tempe namun tempe mampu menjadi jati diri bangsa Indonesia” ungkap dia. Dr. Sentot Joko Raharjo, dosen ANAFARMA PIM juga menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa termasuk institusi.

“Kami harus melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, tempe bisa diangkat sebagai kegiatan belajar mengajar tempe, salah satu pembelajaran yang menunjang adalah mata kuliah teknik dan research makanan dan minuman. Termasuk salah satu unggulan kami dalam kegiatan penelitian,” tegas dia.

“Semoga tempe juga bakal mampu berkontribusi erhadap peningkatan imun di masa pandemi ini . Kami memiliki kegiatan pengmas di kota Batu. Kami akan membuat mirip dengan tempe land yaitu rumah tempe yang dalam proses pengembangan. Diharapkan tempe menjadi produk unggulan di mata dunia,” tutupnya. (mar)

Leave a Comment

Scroll to Top